5 Efek Samping Paling Umum Pengobatan Kanker Dan Strategi Manajemennya
Lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker setiap tahunnya. Bergantung pada jenis kanker yang mereka derita, onkologi mungkin menyarankan kombinasi antara operasi, radiasi, kemoterapi, terapi hormon, transplantasi sel punca, atau imunoterapi sebagai bagian dari rencana perawatan.
Setiap pasien kanker dan anggota keluarga mereka akhirnya menghabiskan ribuan dolar untuk mencari pengobatan kanker berkualitas baik. Namun, ada lebih dari sekedar biaya finansial. Mereka juga akhirnya kehilangan sebagian besar energi fisik dan mental mereka, terutama karena pengobatan kanker.
Pengobatan kanker sering menghasilkan serangkaian efek samping yang sulit dihadapi oleh pasien. Tidak semua pasien mengalami efek samping ini, tapi mereka yang tidak tahu bagaimana cara mengelolanya untuk membuat hidup mereka lebih mudah.
Efek samping pengobatan kanker tidak hanya membuat pasien tidak nyaman dan terburuk jika mereka tidak dapat mematuhi protokol pengobatan mereka. Sebenarnya, efek sampingnya bahkan bisa mengurangi keefektifan pengobatan jika tidak dilakukan untuk mengelolanya.
Berikut adalah beberapa efek samping pengobatan kanker yang paling umum dan cara mengelolanya:
# 1: Kelelahan
Diperkirakan lebih dari 70 persen pasien kanker mengalami kelelahan setelah menjalani perawatan kanker, terutama kemoterapi dan terapi radiasi. Kelelahan yang tidak terkontrol dengan istirahat sering berakhir mempengaruhi cara bagaimana pasien melakukan aktivitas sehari-harinya setelah perawatan.
Strategi berikut dapat membantu mengatasi kelelahan setelah pengobatan kanker:
Kurangi beban kerja Anda
Beristirahatlah kapan pun Anda merasa lelah
Latihan setiap hari
Ambil makanan bergizi
# 2: Rambut rontok
Rambut rontok adalah salah satu efek samping yang paling umum dialami pasien kanker setelah kemoterapi. Dosis tinggi obat menghancurkan sel yang tumbuh dengan cepat, termasuk sel kanker dan akar rambut. Inilah alasan mengapa penderita kanker bisa kehilangan rambut dari kulit kepala, ketiak, alis, bulu mata, dan daerah rahim.
Meskipun rambut tumbuh kembali normal dalam beberapa bulan, strategi berikut dapat membantu mengatasi kerontokan rambut setelah kemoterapi:
Gunakan topi, syal, atau wig untuk menutupi kulit kepala Anda.
Coba dinginkan kulit kepala.
Jika disetujui oleh dokter, minumlah obat minoxidil.
Biarkan rambut rontok sendiri tanpa stres. Mereka akan tumbuh kembali pada akhirnya.
# 3: Diare
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati jenis kanker tertentu dapat mempengaruhi usus. Bahan aktif yang terkandung dalam obat dapat bereaksi dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri usus dan menyebabkan ketidaknyamanan dan diare adalah salah satunya. Efek samping ini dilaporkan pada hampir 30 persen pasien kanker.
Berikut adalah beberapa strategi untuk mengatasi diare akibat pengobatan kanker:
Hanya makan makanan yang mudah dicerna
Hindari makanan yang kaya serat karena bisa memperburuk diare
Tingkatkan asupan cairan Anda
# 4: Menurunkan libido dan dorongan seksual
Beberapa pasien mungkin mengalami disfungsi seksual setelah perawatan kanker. Hal ini terutama terjadi pada kasus pasien yang telah menerima pengobatan untuk kanker yang berkaitan dengan kandung kemih, prostat, kolon, dan rektum. Namun, efek samping ini tidak hanya terbatas pada laki-laki. Wanita juga bisa mengalami disfungsi seksual setelah mendapat terapi kanker payudara, ovarium, atau serviks.
Pengobatan kanker menurunkan dorongan seksual dengan mempengaruhi saraf, hormon, dan pembuluh darah yang mengendalikan aktivitas dan mekanisme seksual. Selain itu, meningkatnya stres dan kecemasan juga bisa menghambat aktivitas seksual penderita kanker.
Strategi berikut dapat membantu mengelola disfungsi seksual pada pasien kanker:
Sildenafil (Viagra) untuk pengobatan disfungsi ereksi pada pria
Wanita disarankan untuk berbicara dengan dokter mereka tentang perubahan dorongan seksual mereka
# 5: Gatal dan kemerahan
Terkadang obat yang diberikan bisa bereaksi secara internal dan menyebabkan iritasi pada kulit. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan berlebihan, kemerahan, dan gatal. Selain perubahan yang berhubungan dengan kulit, kuku bisa menjadi pucat, rapuh, dan gelap karena obat kemoterapi.
Strategi berikut dapat membantu mengelola perubahan yang berkaitan dengan kulit dan kuku:
Gunakan lotion, sabun, atau krim ringan dan bebas aroma. Ini bisa membantu mengobati iritasi ringan pada kulit.
Obat-obatan tertentu seperti siklofosfamid dan metotreksat dapat menyebabkan pigmentasi gelap atau emas. Mintalah informasi lebih lanjut kepada dokter Anda.
Beberapa dokter meminta pasien untuk memakai sarung tangan beku selama kemoterapi. Hal ini diyakini membantu obat untuk mencapai tangan.
0 Comments